Kamis, 11 Juni 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar. Secara psikologi belajar diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam hal kognitif, afektif maupun psikomorik) untuk memperoleh respon respon yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar.misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.

B.  Rumusan Masalah
Apa saja kesulitan yang terjadi dalam belajar oleh guru dan siswa?

C.  Tujuan Observasi
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kesulitan dalam pembelajaran oleh guru dan siswa.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004,h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagimana mestinya. Sedangkan menurut Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak dapat belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar.  

B.  Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
1.      Faktor internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhi agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik diantaranya: nutrisi, kesehatan dan keberfungsian fisik terutama panca indera. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang dapat konsentrasi, penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat promis atau terus menerus dan mengganggu kenyamanan. Paca indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar individua kan mengalami kesulitan belajar.
Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) faktor internal yang mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental :
a)      Kurangnya kemampuan mental yang bersifat potencial (kecerdasan).
b)      Kurangnya kemampuan mental seperti kurang perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energi untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar fundamental.
c)      Kesiapan diri yang kurang matang.
Gangguan fisik:
a)      Kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara.
b)      Gangguan kesehatan (sakit-sakitan)
Gangguan emosi:
a)      Merasa tidak aman
b)      Kurang dapat menyesuaikan diri baik dengan orang, situasi maupun kebutuhan
c)      Adanya perasaan yang tidak karuan, perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindari dari masalah yang dialami
d)     Ketidakmatangan emosi.
2.      Faktor eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan non sosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung maupun kehadirannya tidak langsung seperti berupa foto, suara, TV. Sedangkan yang termasuk faktor non sosial adalah keadaan suhu udara, waktu (pagi, siang, malam), suasana lingkungan (sepi, bising atau ramai), keadaan tempat (kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, fentilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar.
Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-maslah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Disinilah penting dan perluanya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang sebaiknya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif maupun koratif.
Layanan yang bersifat preventif diantaranya:
a)      Sikap dan kebiasaan belajar yang positif
b)      Cara membaca buku yang efektif.
c)      Cara membuat catatan pelajaran
d)     Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah
e)      Cara belajar kelompok
f)       Teknik menyusun laporan
Adapun bimbingan belajar yang bersifat koratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki maslah dan kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dulakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Mengidentifikasi kasus, dengan cara
1)      Membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus kelompok
2)      Menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas belajar setiap siswa yang di duga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.
b)      Megidentifikasi letaknya masalah
1)      Melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum tercapai
2)      Melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai
c)      Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis)
1)      Internal, yang berasal dari siswa itu sendiri.
2)      Eksternal, yang berasal dari luar atau lingkungan.
d)     Prognosis, mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhannya
e)      Treatment, pemberian layanan bantuan siswa dengan prognosis yang telah dilakukan.





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.  Metodologi
Peneleitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatau data yang mengandung makna.
Selain itu, penggunaan metode penelitia kualitatif juga disebabkan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara (interview). Jenis wawancaranya sendiri adalah wawancara tidak terstruktur karena peneliti ingin menggali data secara mendalam terhadap subyek. Selain itu, juga dilakukan observasi untuk menambah kelengkapan data.

B.  Setting

Waktu                     : Sabtu, 22 Mei 2015 / 09,00-10.00 WIB
Tempat                   : SDN Pengangsalan 2
Wawancara dilakukan pada suasana yang nyaman untuk subyek. Sehingga, data yang dipeoleh lengkap dan valid.

C.  Subyek Penelitian

Nama                      : Lilik Istiqomah, S.Pd. selaku guru SDN Pengangsalan 2
Usia                        : 26 tahun
Pekerjaan                : Guru B.Arab

D.    Panduan Interview
Agar pertanyaan dalam wawancara tetap terarah dan tidak bertanya tentang hal-hal yang tidak mendukung atau pertanyaan mengalir terlalu jauh, maka diperlukan adanya panduan wawancara tentang apa saja pertanyaan yang akan diberikan kepada subyek, yakni sebagai berikut:
Guide interview untuk guru SD
1.      Apa saja kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah ini?
2.      Faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar pada siswa?
3.      Bagaimana cara Anda untuk menangani kesulitan belajar ini?




BAB IV
PEMBAHASAN

A.  Deskriptif Data
1.      Kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah.
Petikan wawancara dari subyek adalah sebagai berikut:
Kesulitan yang sering saya temui itu muncul dari dua sisi. Yang pertama dari siswanya dan yang kedua itu sarana dari sekolah yang kurang memadai. (Wcr43Hal
Dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pelajaran atau malu-malu ketika mengikuti pelajaran. (Wcr48Hal
…Mereka sulit berkonsentrasi, terkadang mengantuk, pelajarnnya susah. (Wcr59Hal
…cukup menyulitkan ketika saya juga bagi siswa ketika ingin menerapkan model pembelajaran tertentu. Misalnya ketika saya ingin menampilkan sebuah video atau lain-lain. (Wcr66Hal
2.      Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar pada siswa.
Petikan wawancara dari subyek adalah sebagai berikut:
…mereka masih kurang tanggap karena mungkin pola pikir siswa masih banyak yang terlalu monoton yang terbiasa dengan metode sistem caramah ketika pembelajaran. (Wcr52Hal
…mata pelajaran baru jadi mereka harus belajar mulai dari nol, juga terkadang mereka sudah merasa kelelahan apalagi kalau jam pelajaran saya setelah istirahat. (Wcr61Hal
…dari segi sarana dan prasarana mungkin karena sekolah kami termasuk pedesaan atau berada di desa, sehingga fasilitasnyapun masih kurang memadai. (Wcr66Hal


3.      Cara untuk menangani kesulitan belajar.
Petikan wawancara dari subyek adalah sebagai berikut:
Saya biasanya mengelompokkan siswa sesuai dengan masalah-masalah yang mereka hadapi. (Wcr74Hal
…Selanjutnya bagi siswa yang mengantuk itu sebelum pelajaran di mulai terkadang saya memberikan beberapa ice breaking terlebih dahulu supaya pikiran mereka lebih fresh. (Wcr78Hal

B.  Pembahasan
          Berdasarkan hasil temuan di lapangan pada wawancara yang telah dilakukan terhadap kesulitan belajar siswa SD dapat diketahui bahwa:
1.      Dari segi siswa ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pelajaran atau malu-malu ketika mengikuti pelajaran. Contohnya saja ketika guru menerapkan model pembelajaran dengan model berkelompok atau berpasangan, mereka masih kurang tanggap karena mungkin pola pikir siswa masih banyak yang terlalu monoton yang terbiasa dengan metode sistem caramah ketika pembelajaran. Mereka sulit berkonsentrasi, terkadang mengantuk, pelajarnnya susah karena bagi mereka bahasa Arab adalah mata pelajaran baru jadi mereka harus belajar mulai dari nol, juga terkadang mereka sudah merasa kelelahan apalagi kalau jam pelajaran setelah istirahat. Dari segi sarana dan prasarana juga ikut mempengaruhi kesulitan dalam belajar. Karena sekolah tersebut termasuk pedesaan atau berada di desa, sehingga fasilitasnya pun masih kurang memadai, itu cukup menyulitkan ketika guru ingin menerapkan model pembelajaran tertentu.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Yang termasuk faktor internal adalah kurang percaya diri, mengantuk, gampang lelah, dan kurang motifasi. Sedangkan faktor eksternal adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan kurangnya pergaulan siswa dalam bersosial.
3.      Guru biasanya mengelompokkan siswa sesuai dengan masalah-masalah yang mereka hadapi, jadi kalau misalnya mereka sulit berkonsentrasi guru mencari apa penyebab dari mereka setelah itu baru bisa melakukan penanganan lebih lanjut. Selanjutnya bagi siswa yang mengantuk itu sebelum pelajaran di mulai guru memberikan beberapa ice breaking terlebih dahulu supaya pikiran mereka lebih fresh.





BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesulitan yang di alami berasal dari segi siswa dan dari segi sarana prasarana. Dari segi siswa secara umum siswa sering mengalami lelah dan kantuk ketika pembelajaran berlangsung. Sedangkan dari segi sarana prasarana yang kurang memadai akan menghambat serta menyulitkan siswa maupun guru dalam kegiatan pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kesulitan belajar salah satunya yaitu kurangnya motivasi dalam diri untuk mempelajari pelajaran. Juga terdapat faktor dari luar yaitu kurangnya fasilitas di dalam kelas yang memungkinkan pembelajaran lebih efektif.
Penanganan guru dalam kesulita belajar yaitu mulai dari pengelompokkan siswa sesuai masalah yang dialami, mencari penyebab dari kesulitan yang timbul sampai pada penyelesaian msalah kesulitan siswa.

B.     Saran
Untuk memperbaiki semua kesulitan yang terjadi seorang guru sebaiknya lebih memperhatikan kembali peserta didik. Sehingga diharapkan guru mengetahui bakat dan minat dari masing-masing peserta didik yang nantinya dapat diterapkan pada model pembelajaran. Juga diharapkan sarana prasarana dapat terpenuhi secara baik. Sehingga para siswa dan guru apat melakukan pembelajaran dengan efektif yang diharapkan dapat mendapatkan hasil yang maksimal.





DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, SB. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Widiharto, Chr Argo. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: FIP IKIP PGRI SEMARANG
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Lampiran

Nama subjek           : Lilik Istiqomah, S.Pd.
Usia                        : 26 tahun
Tgl wawancara       : 23 Mei 2015
Tempat                   : SDN Pengangsalan 2
Kode
Verbatim
Koding
X
Assalamu’alaikum Bu.. bisa minta waktunya sebentar.

Y
Waalaikumsalam, iya silakan.

X
Maaf, kami mahasiswa dari UIN Sunan Ampel Surabaya akan melakukan penelitian berbentuk wawancara kepada ibu mengenai kesulitan belajar di kelas.


5

Y
oh iya dek silakan.

X
langsung saja Bu ya, ibu di SDN ini mengajar sebagai guru apa ?

Y
saya di sini mengajar sebagai guru mata pelajaran Bahasa Arab.

10
X
Y
Sejak kapan ibu mengajar di SDN Pengangsalan 2 ?
saya sudah menjadi guru di SDN Pengangsalan 2 baru sekitar dua tahun tepatnya pada pertengahan tahun 2013. Saya sebelumnya pernah mengajar di daerah Menganti Gresik selama kurang lebih 3 tahunan.




15
X
Apa saja tugas-tugas yang harus ibu lakukan sebagai guru bahasa Arab?

Y
Ya, seperti guru mata pelajaran lainnya. Saya disini sebelum mengajar di kelas harus mempersiapkan rencana-rencana pembelajaran terlebih dahulu, apalagi guru bahasa Arab disini mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 saya yang pegang. Karena mata pelajaran bahasa Arab di SDN baru ada belakangan ini.


20



X
Ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, apakah ibu menerapkan model pembelajaran ?

25
Y
tentu saja setiap saya melakukan pembelajaran di kelas, saya selalu menerapkan model pembelajaran agar proses pembelajaran lebih efektif dan semua siswa turut aktif sehingga diharapkan dapat mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan.




30
X
Biasanya dalam mengajar model apa yang ibu terapkan ?

Y
model pembelajaran yang saya terapkan bagi siswa-siswi tergantung pada materi pembelajaran yang saya berikan. Misalnya materi yang saya ajarkan adalah percakapan atau hiwar maka saya menerapkan model pembelajaran yang sifatnya berpasangan atau berkelompok, sehingga siswa dapat secara langsung memperaktikkan materi dalam hal percakapan.



35



X
oh iya, selama ibu mengajar di SDN Pengangsalan 2 ini kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering ibu temui saat pelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran yang ibu terapkan ?

40


Y
kesulitan yang sering saya temui itu muncul dari dua sisi. Yang pertama dari siswanya dan yang kedua itu sarana dari sekolah yang kurang memadai.


45
X
bisa ibu jelaskan apa saja kesulitan yang ibu rasakan yang berasal dari siswa ?

Y
dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pelajaran atau malu-malu ketika mengikuti pelajaran. Contohnya saja ketika saya menerapkan model pembelajaran dengan model berkelompok atau berpasangan, mereka masih kurang tanggap karena mungkin pola pikir siswa masih banyak yang terlalu monoton yang terbiasa dengan metode sistem caramah ketika pembelajaran.


50




55
X
apakah ada lagi kesulitan belajar menurut ibu yang di alami oleh siswa ketika pembelajaran ?


Y
kalau kesulitan belajar yang di alami oleh siswa saya. Mereka sulit berkonsentrasi, terkadang mengantuk, pelajarnnya susah karena bagi mereka bahasa Arab adalah mata pelajaran baru jadi mereka harus belajar mulai dari nol, juga terkadang mereka sudah merasa kelelahan apalagi kalau jam pelajaran saya setelah istirahat.


60



X
selanjutnya kalau dari sisi sarana sekolah yang kurang memadai itu bagaimana bu ?

65
Y
kalau dari segi sarana dan prasarana mungkin karena sekolah kami termasuk pedesaan atau berada di desa, sehingga fasilitasnyapun masih kurang memadai, itu cukup menyulitkan ketika saya juga bagi siswa ketika ingin menerapkan model pembelajaran tertentu. Misalnya ketika saya ingin menampilkan sebuah video atau lain-lain.




70

X
bagaimana cara ibu untuk mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas ?

Y
saya biasanya mengelompokkan siswa sesuai dengan masalah-masalah yang mereka hadapi, jadi kalau misalnya mereka sulit berkonsentrasi saya biasanya mencari apa penyebab dari mereka kurang konsentrasi setelah itu baru saya bisa melakukan penanganan lebih lanjut. Selanjutnya bagi siswa yang mengantuk itu sebelum pelajaran di mulai terkadang saya memberikan beberapa ice breaking terlebih dahulu supaya pikiran mereka lebih fresh.

75




80

X
iya bu. Mungkin cukup informasi dari ibu. Kami mengucapkan banyak terima kasih karena ibu sudah meluangkan waktu buat kami.

Y


iya sama-sama, senang bisa membagi pengalaman kepada kalian.
85
X
kami pamit undur diri. Assalamualaikum.

Y
waalaikumsalam.


0 komentar:

Posting Komentar