BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan dapat
diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar. Secara
psikologi belajar diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku
(baik dalam hal kognitif, afektif maupun psikomorik) untuk memperoleh respon
respon yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam
kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar.misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar
berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar,
membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan
siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya.
Bagi siswa sendiri masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya
pengaturan waktu belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok,
mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.
B.
Rumusan Masalah
Apa saja kesulitan yang terjadi dalam belajar oleh guru dan siswa?
C.
Tujuan Observasi
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kesulitan dalam pembelajaran oleh
guru dan siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004,h.77) menyatakan bahwa
kesulitan belajar adalah keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat
belajar sebagimana mestinya. Sedangkan menurut Djamarah (2002, h.200) kesulitan
belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan
belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah
suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar.
B. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri)
maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
1. Faktor internal
Ada berbagai
faktor yang harus dipenuhi agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi
fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik diantaranya: nutrisi, kesehatan
dan keberfungsian fisik terutama panca indera. Kekurangan nutrisi dapat
mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang dapat
konsentrasi, penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila
penyakit itu bersifat promis atau terus menerus dan mengganggu kenyamanan. Paca
indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang
masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif
sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor psikis diantaranya
adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana
emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan,
maka kemungkinan besar individua kan mengalami kesulitan belajar.
Menurut W.H.
Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) faktor internal yang mengakibatkan
kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
Ketidakseimbangan
mental atau gangguan fungsi mental :
a)
Kurangnya kemampuan mental yang bersifat potencial
(kecerdasan).
b)
Kurangnya kemampuan mental seperti kurang perhatian,
adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan,
kurangnya energi untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi,
kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar fundamental.
c)
Kesiapan diri yang kurang matang.
Gangguan fisik:
a)
Kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat
bicara.
b)
Gangguan kesehatan (sakit-sakitan)
Gangguan emosi:
a)
Merasa tidak aman
b) Kurang dapat menyesuaikan diri baik
dengan orang, situasi maupun kebutuhan
c) Adanya perasaan yang tidak karuan,
perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau
menghindari dari masalah yang dialami
d) Ketidakmatangan emosi.
2. Faktor eksternal
Faktor ini
meliputi aspek-aspek sosial dan non sosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial
adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung maupun kehadirannya
tidak langsung seperti berupa foto, suara, TV. Sedangkan yang termasuk faktor
non sosial adalah keadaan suhu udara, waktu (pagi, siang, malam), suasana
lingkungan (sepi, bising atau ramai), keadaan tempat (kualitas gedung, luas
ruangan, kebersihan, fentilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat
atau fasilitas belajar.
Jadi jelas bahwa
dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-maslah yang timbul terutama yang
dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Disinilah
penting dan perluanya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar
mereka berhasil dalam belajar. Layanan
bantuan yang sebaiknya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar.
Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat
preventif maupun koratif.
Layanan yang
bersifat preventif diantaranya:
a)
Sikap dan kebiasaan belajar yang positif
b)
Cara membaca buku yang efektif.
c)
Cara membuat catatan pelajaran
d)
Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar
sekolah
e)
Cara belajar kelompok
f)
Teknik menyusun laporan
Adapun
bimbingan belajar yang bersifat koratif adalah layanan bantuan bagi para siswa
yang memiliki maslah dan kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka
dulakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Mengidentifikasi kasus, dengan cara
1)
Membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas
lulus kelompok
2)
Menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas
tentang aktivitas belajar setiap siswa yang di duga bermasalah atau kesulitan
dalam belajar.
b)
Megidentifikasi letaknya masalah
1)
Melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum
tercapai
2) Melihat ruang lingkup atau bahan ajar
mana yang belum dikuasai
c)
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar (diagnosis)
1)
Internal, yang berasal dari siswa itu sendiri.
2)
Eksternal, yang berasal dari luar atau lingkungan.
d)
Prognosis, mengambil kesimpulan dan keputusan serta
meramalkan kemungkinan penyembuhannya
e)
Treatment, pemberian layanan bantuan siswa dengan
prognosis yang telah dilakukan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi
Peneleitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatau data yang mengandung makna.
Selain
itu, penggunaan metode penelitia kualitatif juga disebabkan teknik pengumpulan
data menggunakan wawancara (interview). Jenis wawancaranya sendiri adalah
wawancara tidak terstruktur karena peneliti ingin menggali data secara mendalam
terhadap subyek. Selain itu, juga dilakukan observasi untuk menambah
kelengkapan data.
B.
Setting
Waktu : Sabtu,
22 Mei 2015 / 09,00-10.00 WIB
Tempat : SDN
Pengangsalan 2
Wawancara dilakukan pada suasana yang nyaman untuk
subyek. Sehingga, data yang dipeoleh lengkap dan valid.
C. Subyek Penelitian
Nama : Lilik
Istiqomah, S.Pd. selaku guru SDN Pengangsalan 2
Usia : 26
tahun
Pekerjaan : Guru
B.Arab
D.
Panduan Interview
Agar pertanyaan dalam wawancara tetap terarah dan
tidak bertanya tentang hal-hal yang tidak mendukung atau pertanyaan mengalir
terlalu jauh, maka diperlukan adanya panduan wawancara tentang apa saja
pertanyaan yang akan diberikan kepada subyek, yakni sebagai berikut:
Guide interview untuk guru SD
1.
Apa saja kesulitan belajar yang dialami siswa di
sekolah ini?
2.
Faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar
pada siswa?
3.
Bagaimana cara Anda untuk menangani kesulitan belajar
ini?
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data
1.
Kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah.
Petikan wawancara dari subyek adalah sebagai berikut:
Kesulitan yang sering saya temui itu muncul dari dua
sisi. Yang pertama dari siswanya dan yang kedua itu sarana dari sekolah yang
kurang memadai. (Wcr43Hal
Dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang
masih kurang percaya diri ketika mengikuti pelajaran atau malu-malu ketika mengikuti
pelajaran. (Wcr48Hal
…Mereka sulit berkonsentrasi, terkadang mengantuk,
pelajarnnya susah. (Wcr59Hal
…cukup menyulitkan ketika saya juga bagi siswa ketika
ingin menerapkan model pembelajaran tertentu. Misalnya ketika saya ingin
menampilkan sebuah video atau lain-lain. (Wcr66Hal
2.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar pada siswa.
Petikan wawancara dari subyek adalah sebagai berikut:
…mereka masih kurang tanggap karena mungkin pola pikir
siswa masih banyak yang terlalu monoton yang terbiasa dengan metode sistem
caramah ketika pembelajaran. (Wcr52Hal
…mata pelajaran baru jadi mereka harus belajar mulai
dari nol, juga terkadang mereka sudah merasa kelelahan apalagi kalau jam
pelajaran saya setelah istirahat. (Wcr61Hal
…dari segi sarana dan prasarana mungkin karena sekolah
kami termasuk pedesaan atau berada di desa, sehingga fasilitasnyapun masih
kurang memadai. (Wcr66Hal
3.
Cara untuk menangani kesulitan belajar.
Petikan wawancara dari subyek adalah sebagai berikut:
Saya biasanya mengelompokkan siswa sesuai dengan
masalah-masalah yang mereka hadapi. (Wcr74Hal
…Selanjutnya bagi siswa yang mengantuk itu sebelum
pelajaran di mulai terkadang saya memberikan beberapa ice breaking terlebih
dahulu supaya pikiran mereka lebih fresh. (Wcr78Hal
B. Pembahasan
Berdasarkan
hasil temuan di lapangan pada wawancara yang telah dilakukan terhadap kesulitan
belajar siswa SD dapat diketahui bahwa:
1. Dari segi siswa
ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pelajaran
atau malu-malu ketika mengikuti pelajaran. Contohnya saja ketika guru
menerapkan model pembelajaran dengan model berkelompok atau berpasangan, mereka
masih kurang tanggap karena mungkin pola pikir siswa masih banyak yang terlalu
monoton yang terbiasa dengan metode sistem caramah ketika pembelajaran. Mereka
sulit berkonsentrasi, terkadang mengantuk, pelajarnnya susah karena bagi mereka
bahasa Arab adalah mata pelajaran baru jadi mereka harus belajar mulai dari
nol, juga terkadang mereka sudah merasa kelelahan apalagi kalau jam pelajaran setelah
istirahat. Dari segi sarana dan prasarana juga ikut mempengaruhi kesulitan
dalam belajar. Karena sekolah tersebut termasuk pedesaan atau berada di desa,
sehingga fasilitasnya pun masih kurang memadai, itu cukup menyulitkan ketika
guru ingin menerapkan model pembelajaran tertentu.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal.
Yang termasuk faktor internal adalah kurang percaya diri, mengantuk, gampang
lelah, dan kurang motifasi. Sedangkan faktor eksternal adalah sarana dan
prasarana yang kurang memadai, dan kurangnya pergaulan siswa dalam bersosial.
3. Guru biasanya
mengelompokkan siswa sesuai dengan masalah-masalah yang mereka hadapi, jadi
kalau misalnya mereka sulit berkonsentrasi guru mencari apa penyebab dari
mereka setelah itu baru bisa melakukan penanganan lebih lanjut. Selanjutnya
bagi siswa yang mengantuk itu sebelum pelajaran di mulai guru memberikan
beberapa ice breaking terlebih dahulu supaya pikiran mereka lebih fresh.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan yang di alami berasal dari segi siswa dan
dari segi sarana prasarana. Dari segi siswa secara umum siswa sering mengalami
lelah dan kantuk ketika pembelajaran berlangsung. Sedangkan dari segi sarana
prasarana yang kurang memadai akan menghambat serta menyulitkan siswa maupun
guru dalam kegiatan pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kesulitan
belajar salah satunya yaitu kurangnya motivasi dalam diri untuk mempelajari
pelajaran. Juga terdapat faktor dari luar yaitu kurangnya fasilitas di dalam
kelas yang memungkinkan pembelajaran lebih efektif.
Penanganan guru dalam kesulita belajar yaitu mulai
dari pengelompokkan siswa sesuai masalah yang dialami, mencari penyebab dari
kesulitan yang timbul sampai pada penyelesaian msalah kesulitan siswa.
B. Saran
Untuk memperbaiki semua kesulitan yang terjadi seorang
guru sebaiknya lebih memperhatikan kembali peserta didik. Sehingga diharapkan
guru mengetahui bakat dan minat dari masing-masing peserta didik yang nantinya
dapat diterapkan pada model pembelajaran. Juga diharapkan sarana prasarana
dapat terpenuhi secara baik. Sehingga para siswa dan guru apat melakukan
pembelajaran dengan efektif yang diharapkan dapat mendapatkan hasil yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
SB. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Widiharto, Chr Argo. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: FIP IKIP PGRI SEMARANG
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Lampiran
Nama subjek : Lilik
Istiqomah, S.Pd.
Usia : 26
tahun
Tgl wawancara : 23 Mei 2015
Tempat : SDN
Pengangsalan 2
Kode
|
Verbatim
|
Koding
|
X
|
Assalamu’alaikum
Bu.. bisa minta waktunya sebentar.
|
|
Y
|
Waalaikumsalam,
iya silakan.
|
|
X
|
Maaf, kami mahasiswa
dari UIN Sunan Ampel Surabaya akan melakukan penelitian berbentuk wawancara
kepada ibu mengenai kesulitan belajar di kelas.
|
5
|
Y
|
oh iya dek silakan.
|
|
X
|
langsung saja Bu ya, ibu di SDN ini mengajar sebagai guru apa ?
|
|
Y
|
saya di sini mengajar sebagai guru mata pelajaran Bahasa Arab.
|
10
|
X
Y
|
Sejak kapan ibu mengajar di SDN Pengangsalan 2 ?
saya sudah menjadi guru di SDN Pengangsalan 2 baru sekitar dua tahun
tepatnya pada pertengahan tahun 2013. Saya sebelumnya pernah mengajar di
daerah Menganti Gresik selama kurang lebih 3 tahunan.
|
15
|
X
|
Apa saja tugas-tugas yang harus ibu lakukan sebagai guru bahasa Arab?
|
|
Y
|
Ya, seperti guru mata pelajaran lainnya. Saya disini sebelum mengajar
di kelas harus mempersiapkan rencana-rencana pembelajaran terlebih dahulu,
apalagi guru bahasa Arab disini mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 saya yang
pegang. Karena mata pelajaran bahasa Arab di SDN baru ada belakangan ini.
|
20
|
X
|
Ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, apakah ibu menerapkan
model pembelajaran ?
|
25
|
Y
|
tentu saja setiap saya melakukan pembelajaran di kelas, saya selalu
menerapkan model pembelajaran agar proses pembelajaran lebih efektif dan
semua siswa turut aktif sehingga diharapkan dapat mencapai tingkat kompetensi
yang diinginkan.
|
30
|
X
|
Biasanya dalam mengajar model apa yang ibu terapkan ?
|
|
Y
|
model pembelajaran yang saya terapkan bagi siswa-siswi tergantung pada
materi pembelajaran yang saya berikan. Misalnya materi yang saya ajarkan
adalah percakapan atau hiwar maka saya menerapkan model pembelajaran yang
sifatnya berpasangan atau berkelompok, sehingga siswa dapat secara langsung
memperaktikkan materi dalam hal percakapan.
|
35
|
X
|
oh iya, selama ibu mengajar di SDN Pengangsalan 2 ini kesulitan atau
kendala-kendala apa saja yang sering ibu temui saat pelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran yang ibu terapkan ?
|
40
|
Y
|
kesulitan yang sering saya temui itu muncul dari dua sisi. Yang
pertama dari siswanya dan yang kedua itu sarana dari sekolah yang kurang
memadai.
|
45
|
X
|
bisa ibu jelaskan apa saja kesulitan yang ibu rasakan yang berasal
dari siswa ?
|
|
Y
|
dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang
percaya diri ketika mengikuti pelajaran atau malu-malu ketika mengikuti
pelajaran. Contohnya saja ketika saya menerapkan model pembelajaran dengan
model berkelompok atau berpasangan, mereka masih kurang tanggap karena
mungkin pola pikir siswa masih banyak yang terlalu monoton yang terbiasa
dengan metode sistem caramah ketika pembelajaran.
|
50
55
|
X
|
apakah ada lagi kesulitan belajar menurut ibu yang di alami oleh siswa
ketika pembelajaran ?
|
|
Y
|
kalau kesulitan belajar yang di alami oleh siswa saya. Mereka sulit
berkonsentrasi, terkadang mengantuk, pelajarnnya susah karena bagi mereka
bahasa Arab adalah mata pelajaran baru jadi mereka harus belajar mulai dari
nol, juga terkadang mereka sudah merasa kelelahan apalagi kalau jam pelajaran
saya setelah istirahat.
|
60
|
X
|
selanjutnya kalau dari sisi sarana sekolah yang kurang memadai itu
bagaimana bu ?
|
65
|
Y
|
kalau dari segi sarana dan prasarana mungkin karena sekolah kami
termasuk pedesaan atau berada di desa, sehingga fasilitasnyapun masih kurang
memadai, itu cukup menyulitkan ketika saya juga bagi siswa ketika ingin
menerapkan model pembelajaran tertentu. Misalnya ketika saya ingin
menampilkan sebuah video atau lain-lain.
|
70
|
X
|
bagaimana cara ibu untuk mengatasi kesulitan belajar siswa di kelas ?
|
|
Y
|
saya biasanya mengelompokkan siswa sesuai dengan masalah-masalah yang
mereka hadapi, jadi kalau misalnya mereka sulit berkonsentrasi saya biasanya
mencari apa penyebab dari mereka kurang konsentrasi setelah itu baru saya
bisa melakukan penanganan lebih lanjut. Selanjutnya bagi siswa yang mengantuk
itu sebelum pelajaran di mulai terkadang saya memberikan beberapa ice
breaking terlebih dahulu supaya pikiran mereka lebih fresh.
|
75
80
|
X
|
iya bu. Mungkin cukup informasi dari ibu. Kami mengucapkan banyak
terima kasih karena ibu sudah meluangkan waktu buat kami.
|
|
Y
|
iya sama-sama, senang bisa membagi pengalaman kepada kalian.
|
85
|
X
|
kami pamit undur
diri. Assalamualaikum.
|
|
Y
|
waalaikumsalam.
|
|